Jumat, 13 Maret 2009

Menghapus Jejakmu

Glitter Graphics

Heart Glitters

Terus melanggkah melupakanmu, lelah hati perhatikan sikapmu. Jalan pikiranmu buatku ragu, tak mungkin ini tetap bertahan. Perlahan mimpi terasa mengganggu, kucoba untuk terus menjauh. Perlahan hati terus terbelenggu, kucoba untuk lanjutkan hidup. Engkau bukanlah segalaku, bukan tempat tuk hentikan langkahku. Usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu. lepaskan segalanya...lepaskan segalanya... Engkau bukanlah segalaku, bukan tempat tuk hentikan langkahku. Usai sudah semua berlalu
biar hujan menghapus jejakmu...


Aku pikir dirimu adalah orang yang kuat dalam menghadapi kerasnya dunia. Ternyata tidak, begitu lemah dan rapuh. Andaikan kamu tidak ikutin keegoisanmu pastinya kebahagiaan itu bisa ku gapai. Kamu yang aku cinta dan kamu yang aku sayang melebihi cintaku pada diriku sendiri. Aku rela sakit demi kebahagiaanmu. Tapi semua itu tidak ada arti untukmu. Kamu memilih jalanmu sendiri. Tanpa pikirkan bagimana dengan aku. Apakah aku bahagia. Ataukah aku menderita. Sakit dengan ulah mu.
Kamu pun sakiti orang tuaku. Goresan luka dihati mereka. Keegoisanmu. Hancurkan aku dan harapan orang tua ku. Tapi bagiku semua sudah berlalu. Meskipun aku sudah merencahkan diriku hanya untuk mu. Untuk kebahagiaan ku dan kebahagiaan orang tua ku. Sedikit pun tidak ada perhatianmu. Sekarang, bagiku kamu sudah mati. Karena yang aku mau hanya kematian yang memisahkan aku dan kamu. Bagi aku perpisahan karena hidup lebih menyakitkan dari pada berpisah karena kematian. Setidaknya aku tidak lagi berharap kamu kembali. Dan aku bisa melupakan semua yang terjadi dan menjadikannya sebagai kenangan terindah dalam hidup aku.
Kehadiran mu dalam hidup aku adalah kebahagiaan tersendiri bagi yang tidak dimengerti orang lain. Termasuk juga kamu. Hanya aku dan hatiku. Mualai saat ini aku hanya akan menatap ke depan. Tidak lagi mengingatmu, aku ingin lupakan semua tentangmu. Karena ini lebih baik bagi ku. Meskipun sayang benih itu belum tertanam. Dari semuala aku selalu berharap mempunyai cinta yang bisa ku kenang. Tapi hingga akhir kita, tidak aku dapatkan.
Hanya Tuhan yang tahu semua tentang aku. Dari semula kita kembali bersama pun, aku tidak berfikir kita akan bersama. Karena semuanya hanya keinginanku, tidak terlihat keinginan mu. Dan juga salah aku karena menjalaninya dengan dendam. Karena aku tidak ingin kembali sakit. Dan toh kenyataannya memang seperti itu. Setidaknya ada satu jawaban yang bisa membuat aku tenang. Tidak lagi merasa dizolimi dengan pengkhianatan cinta. Karena semuanya telah berakhir, selamat jalan semoga bahagia...

0 komentar: