Jumat, 14 Maret 2008

Bunga Cinta

Kenyang bertarung dengan ombak di laut, membuat Doni mencoba mencari pengalaman barunya dengan menjadi pedagang bunga di Pasar Raya Padang. Meskipun ini adalah pengalaman pertamanya tapi ia akan terus berusaha merebut perhatian pasar dengan apa yang ia jual. Apalagi bunga yang sekarang ia jual di pinggir jalan dekat bundaran air mancur Pasar Raya Padang ini masih tergolong baru.

"Bunga cinta telah hadir di kota padang," ungkap Doni Minggu (2/3). Bunga cinta ini, diungkapkan Doni berasal dari kepulauan Jawa tepatnya di Ponorogo. Nama asli bunga ini adalah bunga lidi sesuai dengan tangkai bunga yang berasal dari lidi kelapa yang diawetkan sehingga tidak musah patah dan bisa tahan lama.



Sementara itu, untuk pemanis lidi ini dilapisi dengan cat dan ditambahkan beberapa manik (mutiara-mutiara) dan dikombinasikan dengan bahan lainnya sehingga menjadikan setangkai bunga yang indah dan tentu saja menarik perhatian pengunjung.

Dengan berbagai warna yang indah, Doni menyusunnya dalam pot besar dan tinggi. Dalam satu pot bunganya bisa mencapai 200 tangkai. Dan bunga ini pun dipajang didekat jalan yang biasa ramai dikunjungi. Tentunya hal ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung pasar melihat jenis produk yang masih baru ini.

Mengenai harga, kata Doni dalam 15 tangkai dijual Rp 10.000. Pembeli boleh memilih dan mengkombinasikan sesuai warna dan selera mereka masin-masing. Kalau dilihat dari segi pemasaran, katanya masih dalam tahap pengenalan, kebanyakan pengunjung hanya sekedar melihat-lihat dan juga memegang-megang. Hanya sekali-kali bertanya, bunga ini dari apa?

Meskipun demikian bunga Ponorogo yang sekarang sudah menjadi bunga Padang dengan nama bunga cinta ini, dalam satu hari bisa terjual 50 hingga 250 tangkai. Sementara dalam proses pembutannya dalam satu hari hanya bisa menyiapkan 100 tangkai oleh dua orang tenaga, yaitu ia sendiri dan dibatu keluarganya.(***)Kenyang bertarung dengan ombak di laut, membuat Doni mencoba mencari pengalaman barunya dengan menjadi pedagang bunga di Pasar Raya Padang. Meskipun ini adalah pengalaman pertamanya tapi ia akan terus berusaha merebut perhatian pasar dengan apa yang ia jual. Apalagi bunga yang sekarang ia jual di pinggir jalan dekat bundaran air mancur Pasar Raya Padang ini masih tergolong baru.

"Bunga cinta telah hadir di kota padang," ungkap Doni Minggu (2/3). Bunga cinta ini, diungkapkan Doni berasal dari kepulauan Jawa tepatnya di Ponorogo. Nama asli bunga ini adalah bunga lidi sesuai dengan tangkai bunga yang berasal dari lidi kelapa yang diawetkan sehingga tidak musah patah dan bisa tahan lama.

Sementara itu, untuk pemanis lidi ini dilapisi dengan cat dan ditambahkan beberapa manik (mutiara-mutiara) dan dikombinasikan dengan bahan lainnya sehingga menjadikan setangkai bunga yang indah dan tentu saja menarik perhatian pengunjung.

Dengan berbagai warna yang indah, Doni menyusunnya dalam pot besar dan tinggi. Dalam satu pot bunganya bisa mencapai 200 tangkai. Dan bunga ini pun dipajang didekat jalan yang biasa ramai dikunjungi. Tentunya hal ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung pasar melihat jenis produk yang masih baru ini.

Mengenai harga, kata Doni dalam 15 tangkai dijual Rp 10.000. Pembeli boleh memilih dan mengkombinasikan sesuai warna dan selera mereka masin-masing. Kalau dilihat dari segi pemasaran, katanya masih dalam tahap pengenalan, kebanyakan pengunjung hanya sekedar melihat-lihat dan juga memegang-megang. Hanya sekali-kali bertanya, bunga ini dari apa?

Meskipun demikian bunga Ponorogo yang sekarang sudah menjadi bunga Padang dengan nama bunga cinta ini, dalam satu hari bisa terjual 50 hingga 250 tangkai. Sementara dalam proses pembutannya dalam satu hari hanya bisa menyiapkan 100 tangkai oleh dua orang tenaga, yaitu ia sendiri dan dibatu keluarganya.(***)

0 komentar: