Sabtu, 15 Maret 2008

Revitalisasi Tertunda

Revitalisasi tiga pasar yang dilakukan oleh pemerintah kota Padang terancam gagal. Pasalnya, perencanaan yang mengambil tiga lokasi pasar tradisional yang ada dikota Padang yang sudah direncanakan semenjak akhir 2005 lalu belum ada kelanjutannya.

Kamis (13/3), terlihat bahwa pada Pasar Alai, Pasar Bandar Buat dan Pasar Simpang Haru yang merupakan target pemerintah ini tidak ada tindak lanjutnya semenjak pembangunan yang sudah jalan beberapa waktu lalu. Bahkan, untuk Pasar Simpang Haru hingga saat ini belum terlihat adanya tanda-tanda akan dimualinya pelaksanaan.



Begitu juga untuk Pasar Alai, jalannya pembangunan di pasar ini juga tidak menampakkan keseriusan. Hingga saat ini, tidak terlihat adanya kelanjutan dari perencanaan tersebut. Padahal dalam pembangunan ini sudah dianggarkan dana yang cukup besar.

Kondisi yang sama juga terjadi pada Pasar Simpang Haru. Pada lokasi ini, yang baru terlihat hanya plang yang mengatakan bahwa di kawasan tersebut akan dibangun pusat perbelanjaan modern. Tetapi tidak ada tanda-tanda kelanjuan dari pembangunannya.

Namun, anggapan ini dibantah oleh kepala dinas pasar kota padang Drs. H. Deno Indra Firmansyah, MM. Katanya, rencana pembangunan dari tradisional menjadi modern ini bukan gagal. Hanya saat pembangunan yang dilakukan ini mengalami permasalahan. Permasalahan yang belum bisa teratasi oleh infestor atau pihak ketiga selaku pengelola.

Untuk pasar bandar buek yang saat ini terbengkalai, katanya adalah disebabkan ketersendatan kucuran dana. Infestor mengandalkan dana dari bank untuk menjalankan tender yang dimenangkannya, dengan kucura dana yang tidak lancar akhirnya pembangunan yang sudah dilakukan semenjak dua tahun yang lalu terhenti.

Mengenai hal ini, kata Deno dinas pasar sebagai pengarah pembangunan sudah melakukan tinjauan dalam permasalahan ini. Hingga saat ini pihak infestor masih mengusahakan kucuran dana demi terlaksananya pembangunan yang sudah setengah jadi ini.

Dilain hal, kata Deno untuk pasar Alai sebenarnya bukan tidak terlaksana. Pembangunannya sudah dimulai tetapi masih terbengkalai. Dan dalam pengelolaan pasar alai ini, yang bertindak sebagai pengelola adalah disperindag. Sedangkan dinas pasar hanya berperan sebagai teknisi atau pengarah saja.

Sama halnya dengan pembangunan yang sudah direncanakan untuk pasar simpang haru. Kata Deno, pembangunan pasar yang sebelumnya sudah ditempati ini tidak mudah. Harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah pembebasan lahan yang dilakukan melalui sosialisasi kepada mereka yang selama ini sudah menempati lokasi tersebut.

"Sosialisasi ini bukan persolan gampangan. Sangat susah sekali menghadapi mereka yang hadir dengan berbagau macam argumen. Ketika kesepakan belum tercapai, pembangunan tidak akan jalan, " ujar Deno ketika ditemui di ruang kerjanya.(***)

0 komentar: