Sabtu, 03 Januari 2009

Aku dan Dunia ku


Aku ibarat debu di atas batu. Sedikit saja angin berhembus kearah aku, aku akan terbang. beterbangan entah kemana. Tidak ada pijakan dan tidak ada kekuatan bagi aku untuk menyelamatkan diri sendiri.

Terkadang aku pilu, melihat aku yang sekarang. hati aku rasa teriris ketika aku mendapatkan kenyataan hidup yang pahit. Kehidupan yang telah merubah nasib aku.

Ah, terkadang aku berfikir hidup ini begitu membosankan.

Semuanya penuh tanda tanya. Siapapun tidak mempunyai kekuatan untuk menjawabnya. Kefanaan dunia membuatnya senantiasa lupa, dia dari mana dan akan kemana. Begitu juga dengan aku, aku adalah debu yang gampang diterbangkan. Aku adalah sahan yang mudah dipatahkan.

Aku ...


Aku ada di dunia yang telah menenggelamku. Hari ini, esok dan esoknya lagi tetap akan seperti ini. Kecuali jika ada mukjizat yang memberiku bahagia, mukjizat yang memberiku kehidupan yang lebih baik.

Apakah mungkin, wanita seperti aku akan mendapatkan mukjizat dariNya yang maha tinggi. dariNya yang maha besar. aku hanyalah seonggok debu yang berterbangan. Sampah yang seharusnya terbuang bersama sampah-sampah lain.

Namun diriku yang tidak berarti hanya habis sampai sapu dan penyodok sampah itu mampu mengangkatnya. Dia pun tak mau mengangkatku karena aku kecil dan seolah tak nampak. Aku tak berguna.

Keberadaan ku seolah memberikan kotoran dan menerabarkan kotoran yang mengaharuskan perempuan tua itu menyekaku membersihkan ku. Menghilangkannku dari permukaan yang halus itu. Permukaan lemari hias yang tertata rapi oleh berbagai perlengkapan.

Aku tidak ingin terus ada. Aku ingin pergi bersama dunia ku. Pergi jauh bersama dengan dunia ku.(*)


0 komentar: